Membuat narapidana berhenti kecanduan masih jadi tantangan di Indonesia. Sistem rehabilitasi di lapas tidak menjamin mereka bebas dari relapse atau kumat dimana terjadi kembali pemakaian narkoba secara rutin.
Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat bahwa sekitar 70% dari jumlah pecandu narkoba yang telah melalui program rehabilitasi cenderung mengalami relapse. Sedangkan menurut National Institute on Drug Abuse (NIDA), orang yang pernah menjalani rehabilitasi dan kembali mengalami relapse mencapai 40-60 persen.
Relapse bisa terjadi di tengah masa rehabilitasi maupun setelah masa rehabilitasi. Menurut BNN, penyebabnya adalah narapidana masih rentan tergoda oleh lingkungan masa lalu mereka untuk kembali menggunakan narkoba.
Teknologi VR bisa digunakan untuk membantu narapidana menjalani program rehabilitasi dan pasca rehabilitasi dengan baik. Sehingga bisa meminimalisir terjadinya relapse atau kegagalan rehabilitasi narkoba.
Lalu seperti apa penerapan virtual reality untuk rehabilitasi narapidana pecandu narkoba? Simak artikel berikut ini.
Detoks Zat Aditif
Teknologi VR dapat membantu proses rehabilitasi melalui detoks zat aditif. Caranya, memberikan narapidana pecandu Virtual Cognitive Based Therapy (VCBT). Di mana mereka akan melakukan konsultasi dengan terapis terkait kondisi mental mereka pasca kecanduan.
Selain itu, teknologi VR juga dapat berperan sebagai penjaga fokus narapidana pecandu. Caranya, mereka akan diberi task virtual sederhana seperti kegiatan sehari-hari. Dengan begitu, mereka akan terdistraksi dari pikiran untuk kembali menggunakan narkoba.
Pelatihan Menghadapi Pemicu Relapse
Teknologi VR juga dapat mendesain lingkungan virtual imersif dengan pemicu relapse yang spesifik. Mulai dari suara, visual situasi tertentu, hingga aroma. Pecandu akan menghadapi pemicu tersebut dan berlatih melawan keinginan untuk kembali menggunakan narkoba.
Penerapan Virtual Reality untuk rehabilitasi narkoba satu ini digunakan untuk membuat pecandu terbiasa menghadapi pemicu relaps mereka. Caranya dengan menemukan cara pertahanan diri yang sehat. Tentunya, metode ini harus dilakukan dengan pengawasan terapis.
Pelatihan Batasan Diri
Salah satu penyebab relapse adalah ketidakmampuan para mantan pecandu untuk berkata tidak. Terutama saat lingkungan masa lalu mereka kembali menawari mereka obat-obatan terlarang. Oleh karena itu, mantan pecandu harus melatih batasan diri mereka dengan berkata tidak.
Dengan teknologi VR, mereka akan menghadapi skenario mengkhawatirkan apabila mereka tidak mampu berkata tidak. Sehingga mereka akan berlatih menemukan cara mengatakan tidak untuk setiap skenario ajakan relapse.
Baca Juga: Penerapan Virtual Reality untuk Mental Health
Personalisasi Metode Terapi
Metode terapi setiap mantan pecandu tentu berbeda-beda. Sebab, mereka memiliki faktor penghalang sembuh yang berbeda-beda. Misalnya seperti trauma masa kecil, riwayat kecanduan keluarga.
Teknologi VR dapat digunakan untuk menjelajahi berbagai skenario faktor hambatan. Setelah itu VR dapat digunakan untuk memeriksa reaksi mereka terhadap masing-masing skenario faktor hambatan. Lalu, terapis dapat menggunakan hasil periksa tersebut untuk menentukan metode terapi yang personal.
Relaksasi Pasca Rehabilitasi
Teknologi VR dapat digunakan untuk membantu individu bersantai dan mengatasi komitmen mereka untuk tidak relapse. Caranya dengan menawarkan beberapa skenario relaksasi.
Bagi banyak pecandu, kehidupan yang tenang bisa terasa membosankan dibandingkan dengan kehidupan penuh stres dan adrenalin. Apalagi saat mereka merasa depresi dan frustasi dalam proses rehabilitasi.
Oleh karena itu, teknologi VR menawarkan skenario imersif yang menenangkan. Misalnya seperti lingkungan dengan suara alam atau musik lembut. Situasi virtual ini dapat membantu menurunkan tingkat stres, depresi dan frustasi saat menghadapi pikiran relaps.
Nah itu tadi adalah penerapan virtual reality untuk rehabilitasi napi pecandu narkoba. Penerapan tersebut harus dilakukan dengan dampingan terapis atau dokter. Sehingga proses rehabilitasi pecandu dengan VR dapat berjalan sesuai dengan prosedur medis.
Tak hanya digunakan untuk rehabilitasi pecandu narkoba, teknologi VR dapat digunakan untuk rehabilitasi masalah kesehatan lainnya. Jika Anda ingin mengetahuinya, cek saja artikel berikut ini > Penerapan VR untuk Rehabilitasi Kesehatan