3 Contoh Augmented Reality dalam Industri Makanan

Augmented Reality untuk Bisnis Makanan

Linimasa Twitter pada 25 September 2022 ramai karena konsumen yang mengkritik produk minuman PT Es Teh Indonesia. Produk itu dinilai terlalu banyak mengandung gula dan berpotensi menyebabkan gejala diabetes. 

Dari fenomena tersebut, netizen mulai menyadari bahaya kandungan gula yang terlalu tinggi. Oleh karena itu, mereka mulai peduli untuk mengecek informasi kandungan produk minuman dan makanan. Mulai ada tren untuk mengonsumsi makanan dan minuman rendah gula yang sehat.

Oleh karena itu, para pelaku bisnis makanan dan minuman bisa menggunakan teknologi Augmented Reality. Sebab, konsumen bisa melihat komposisi produk hanya dengan mengambil foto produk dengan smartphone. Jadi, konsumen bisa lebih yakin untuk membeli produk makanan atau minuman.

Masih banyak lagi penerapan Augmented Reality dalam bisnis makanan yang akan menguntungkan bisnis. Apa saja?

Augmented Reality untuk Bisnis Makanan dan Minuman

Berikut ini adalah penerapan augmented reality untuk bisnis makanan dan minuman:

1.Virtual Chef Experience


Teknologi AR dapat meyakinkan konsumen membeli produk Anda dengan virtual chef experience. Mereka bisa melihat proses pemilihan bahan baku, proses memasak hingga penyajian makanan mereka. 

Contoh produk AR yang biasa digunakan dalam virtual chef experience adalah kacamata AR. Dengan AR, pembeli bisa melihat proses pembuatan makanan pesanan mereka bersama manusia hologram menyerupai koki. Jadi, kehadiran koki terasa dekat tanpa jarak.

2.Virtual Information Sharing

\"Augmented
Ilustrasi penggunaan Augmented Reality untuk scan ingredients makanan di resto. (sumber: zealar.co.au)


Salah satu penerapan teknologi AR untuk bisnis makanan yang paling simpel adalah virtual information sharing. Caranya, pemilik bisnis bisa membuat QR Code di kemasan produk mereka. Atau, bisa juga di buku menu mereka.

Ketika konsumen memotret QR Code tersebut, mereka dapat mengakses serangkaian informasi. Misalnya seperti kandungan atau komposisi bahan minuman. Informasi pun bisa disajikan dalam berbagai bentuk mulai dari teks, video, hingga animasi 3D. 

3.Virtual 3D Try Before Buy


Augmented Reality dalam bisnis makanan juga bisa digunakan untuk meningkatkan customer experience. Caranya dengan mengajak mereka menjajal virtual 3D experience.

Dengan menggunakan kacamata AR, mereka dapat melihat tampilan makanan di menu secara 3D. Jadi, mereka bisa mengira-ngira porsi makanan atau minuman. Lalu mereka bisa menentukan porsi menu yang pas untuk mereka beli. 

Contoh produk Augmented Reality industri makanan sudah dimiliki oleh Volvo dan Lacoste. Volvo mengajak konsumen untuk menjajal test drive virtual di rumah mereka masing-masing. Sedangkan Lacoste mengajak konsumen menjajal sepatu 3D virtual sebelum membelinya secara online. 

Mengapa Augmented Reality Menguntungkan Bisnis Makanan dan Minuman?

Semua penerapan teknologi Augmented Reality dalam bisnis makanan bisa meningkatkan customer experience. 

Buktinya, menurut The Center for Food Integrity (CFI) 65% konsumen resto ingin mengetahui bagaimana makanan mereka diproses. Teknologi AR berupa kacamata AR bisa memfasilitasi kebutuhan pengalaman tersebut. 

Selain itu, data yang dihimpun dari CGA mengatakan 64% konsumen berusia 21-34 tahun mulai melirik makanan dan minuman sehat. Mereka pun rela membayar mahal demi hal tersebut. Kebutuhan mereka bisa dipenuhi dengan teknologi AR berupa QR Code virtual sharing information.

Fenomena-fenomena itu adalah kesempatan besar bagi pemilik bisnis makanan untuk menerapkan Augmented Reality dalam Industri Makanan. Anda berminat namun masih bingung harus membuat produk AR di mana?

Jasa Pembuatan Virtual Reality dari ARUVANA bisa membantu Anda memperlihatkan proses pembuatan makanan di dapur resto Anda. Arumeet memungkinkan konsumen Anda merasakan pengalaman interaksi nyata di ruang virtual. Termasuk menyaksikan proses pembuatan makanan. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *