Metaverse memungkinkan penggunanya masuk ke dalam ruang virtual dan melakukan berbagai aktivitas dunia nyata. Mulai dari bertransaksi bisnis, membangun koneksi pertemanan, hingga mencari hiburan dari game.
Di balik berbagai fungsi tersebut, Metaverse memiliki lapisan Metaverse atau layer yang membangun ruang maya imersif. Tiap lapisan saling melengkapi untuk membangun sistem Metaverse yang utuh.
Berikut ini adalah lapisan metaverse yang perlu Anda ketahui.
Layer 1: Experience
Layer experience adalah wujud nyata yang diciptakan oleh Metaverse dari gabungan objek, ruang, dan jarak. Contohnya adalah game 3D, virtual zoom meeting 3D, dan konser virtual 3D.
Artinya, Metaverse menyediakan pengalaman yang lebih luas untuk pengguna. Sebab Metaverse menghadirkan ruang virtual yang imersif mendekati nyata untuk melakukan berbagai aktivitas.
Misalnya, pada konser offline pengguna hanya bisa duduk di kursi pesanan mereka. Namun Metaverse memungkinkan mereka menikmati konser imersif dari kursi rumah masing-masing.
Tak hanya itu, bermain game juga bisa dikombinasikan dengan aktivitas lain. Contohnya konser musik virtual secara live yang muncul di platform game Fortnite, Roblox dan Rec Room. Jadi, pengguna bisa hadir dalam dua ruang imersif sekaligus.
Layer 2: Discovery
Discovery atau penemuan adalah cara seseorang untuk mengetahui keberadaan experience Metaverse. Ada dua cara untuk membuat orang mengetahui experience Metaverse, yaitu: Inbound dan Outbond.
Inbound adalah proses pemberitahuan secara aktif. Artinya materi promosi dilakukan dengan melibatkan calon pengguna secara langsung dalam experience Metaverse. Misalnya:
- Undangan event offline (real time presence) kepada calon pengguna
- Mengundang influencer di event Metaverse
- Mengajak calon pengguna menjadi tester produk Metaverse
- Meminta testimoni dari calon pengguna
Sedangkan Outbond proses pemberitahuan tentang pengalaman Metaverse secara pasif. Artinya, materi promosi dilakukan tanpa keterlibatan langsung calon pengguna.
Berikut ini adalah proses yang termasuk Outbond:
- Mengirim iklan dan spam tentang Metaverse
- Mengirim sales agent Metaverse untuk menjual pengalaman Metaverse
Sejauh ini, Inbound lebih efektif untuk memperkenalkan experience Metaverse kepada pengguna. Sebab, adanya partisipasi langsung dapat meningkatkan Word of Mouth secara positif. Dengan begitu, pengalaman Metaverse dapat tersebar lebih luas.
Layer 3: Creator Economy
Metaverse mengandung experience dan discovery untuk membawa pengguna merasakan experience tersebut. Selanjutnya adalah peran lapisan metaverse bernama creator economy.
Creator economy adalah semua teknologi yang membantu kreator Metaverse untuk melakukan desain dan monetisasi Metaverse. Misalnya tools desain, tools animasi 3D, tools monetisasi, dan lainnya.
Jumlah creator economy akan menentukan tingkat imersif Metaverse. Semakin banyak kreator yang digunakan, maka Metaverse akan semakin imersif, real time dan manusiawi.
Saat ini, creator economy telah melampaui fase pioneer dan engineering. Artinya, membuat Metaverse sudah tidak perlu merakit dari awal atau menggunakan library coding.
Berikut ini adalah beberapa contoh dari dampak creator economy dalam dunia teknologi:
- Saat ini kita tidak perlu lagi merakit website dari nol menggunakan coding. Kita cukup mendesain website di Shopify atau Wix.
- Grafis 3D bisa dibuat dalam hitungan menit tanpa render API berkat Unity dan Unreal.
- Metaverse dapat dikelola dalam satu platform multifungsi seperti Roblox. Di mana kreator bisa melakukan perancangan experience, perencanaan discovery, monetisasi dan social networking.
Layer 4: Spatial Computing
Lapisan metaverse selanjutnya adalah Spatial Computing.
Spatial Computing adalah semua teknologi yang berfungsi untuk membuat objek 3D imersif. Misalnya seperti software 3D engine, teknologi pengenal gerak, teknologi pemetaan objek, dan Artificial Inteligence.
Software yang membuat objek 3D imersif wajib memiliki aspek-aspek berikut ini:
- Software 3D creator untuk membuat animasi. Contoh: Unity dan Unreal
- Augmented Reality, Virtual Reality dan Extended Reality
- User interface yang meliputi pengenal objek 2D, suara, dan gerakan
- Pemetaan geospasial
Layer 5: Decentralization
Decentralization adalah sistem pengolahan data secara terdistribusi. Artinya, masing-masing pengguna Metaverse punya kontrol masing-masing terhadap data mereka. Jadi, pengguna bebas menciptakan dan mengubah data dalam Metaverse menggunakan satu database yang sama.
Contoh sistem yang memiliki sistem desentralisasi data adalah teknologi blockchain dan NFT. Di mana pengguna dapat bertransaksi dengan aset-aset keuangan dengan satu database.
Layer 6: Human Interface
Human interface adalah semua perangkat keras yang digunakan untuk mengakses Metaverse. Mulai dari ponsel, headset VR, dan kacamata VR. Di bagian kontrol tubuh, ada penggerak tangan VR dan sabuk VR.
Semakin banyak perangkat keras yang digunakan, maka pengguna akan semakin menyatu dengan Metaverse. Misalnya saja, saat ini ada pakaian 3D yang terintegrasi dengan Metaverse.
Di tingkatan lebih tinggi, ada sensor biometrik yang ditempelkan pada kulit manusia. Biometrik itu terhubung dengan Metaverse. Tujuannya agar pengguna lebih mudah memasuki Metaverse tanpa melakukan log in perangkat.
Layer 7: Infrastructure
Infrastruktur Metaverse meliputi semua teknologi jaringan telekomunikasi yang menghubungkan perangkat pengguna dengan Metaverse. Mulai dari 5G, 4G, atau jaringan satelit lainnya.
Menggunakan infrastruktur tersebut, pengguna dapat mengaktifkan fungsi Metaverse. Misalnya bertransaksi dan berinteraksi dengan koneksi sosial. Mereka juga bisa melihat miniatur 3D di Metaverse.
Di masa depan, Metaverse membutuhkan infrastruktur yang lebih kuat dan berukuran kecil. Misalnya seperti sensor mikro untuk mendeteksi akses masuk atau baterai perangkat portabel.
Dari artikel ini, Anda sudah mengetahui bahwa Metaverse erat kaitannya dengan perangkat VR dan AR. Untuk memasuki Metaverse, Anda perlu mengetahui tentang seluk beluk VR dan AR. Anda bisa mengunjungi blog kami untuk informasi selengkapnya.